Ada pun lokasi gempa terletak pada koordinat 1,67 Lintang Utara (LU), 126,39 Bujur Timur (BT) dan berpotensi tsunami. Getaran lindu bahkan terasa di sejumlah wilayah, seperti Bitung, Manado, Gorontalo, Ternate, dan Buol.
Berdasarkan data dari BMKG Manado menyebutkan hingga Jumat (15/11/2019) pukul 11.30 Wita, berhasil dianalisis 89 kali gempa bumi susulan, dengan magnitudo bervariasi antara 3,1 - 6,1.
Gempa yang terjadi itu pun sempat membuat warga panik. Apalagi, BMKG sempat mengeluarkan imbauan jika gempa berpotensi tsunami.
Saat gempa, warga pun diminta mengungsi. Tak hanya itu, mereka yang berada di pantai juga diminta untuk pindah ke tempat yang lebih tinggi.
Berikut empat hal yang terjadi saat gempa mengguncang Maluku Utara dihimpun LajuBeritaV
Gempa bumi yang terjadi di Maluku Utara, Kamis, 14 November 2019 membuat warga di pesisir pantai mulai mengungsi.
Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menghimbau warga agar mencari tempat yang lebih tinggi karena gempa dengan magnitudo 7,1 SR itu disebutkan berpotensi tsunami.
"Kami imbau kepada masyarakat di pesisir, naik ke tempat yang lebih tinggi," kata Sekretaris (BPBD) Halmahera Barat Abdullah Ishak, Jumat (15/11/2019).
Kini, warga di pesisir Halmahera Barat sudah dievakuasi ke tempat yang lebih tinggi. Mereka, kata Abdullah Ishak, mengungsi ke desa yang lebih tinggi.
Abdullah Ishak juga menambahkan, pihaknya belum menerima laporan adanya korban akibat gempa tersebut.
"Sementara belum ada, untuk korban-korban yang lain belum ada," ucap Abdullah Ishak.
Getaran gempa yang keras membuat kepanikan terjadi di Rumah Sakit Umum Pancaran Kasih, Manado, Sulawesi Utara saat gempa terjadi pada Kamis, 14 November 2019.
Guncangan di gedung rumah sakit membuat, hampir seluruh pasien, tenaga medis, dan pengunjung berhamburan keluar ruangan. Mereka menuju jalan raya, sambil membawa sejumlah barang seadanya.
Zulkifli yang saat itu sedang menjaga pamannya yang dirawat di RSU Pancaran kasih mengatakan, di saat terjadi gempa tadi dirinya sudah ketiduran. Sehingga pamannya yang membangunkannya karena ada gempa yang begitu kuat.
"Setelah mendengar itu, saya segera bangun dan sempat kepanikan karena melihat situasi di mana pengunjung lain dengan pasien sudah begitu panik. Saya langsung membawa paman saya menggunakan kursi roda untuk keluar ruangan, dan mencari tempat yang aman," jelas Kifli sapaan akrabnya, Jumat (15/11/2019).
Situasi yang hampir sama juga terjadi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Manembo-nembo, Kota Bitung. Kepanikan pasien, keluarga pasien, dan tenaga medis diperparah dengan padamnya aliran listrik.
"Saya berusaha mengeluarkan sejumlah pasien di tengan kegelapan, masuk keluar untuk menuntun mereka satu per satu keluar ruangan," ungkap seorang tenaga medis, Juita Cindy.
Dalam situasi panik itu, Cindy mengaku, tetap berusaha menenangkan para pasien. "Pilihan untuk masuk dan mengeluarkan pasien dari ruangan di tengah gempa memang cukup sulit. Tapi saya memilih menyelamatkan pasien," ujarnya.
إرسال تعليق