Kepala Daerah Lain Harus Meniru Jurus Ganjar Dalam Atasi Bencana

LajuBerita - Dari berbagai ahli bencana tanah air mengatakan upaya yang bisa dilakukan dalam penanggulangan bencana adalah dengan meniru dan menerapkan apa yang dilakukan Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo.

Jika tidak bisa memiliki kepekaan rasa seperti Ganjar, pemimpin daerah tersebut mesti berani melakukan akselerasi dan kreasi penanggulangan.

Selama ini, menurut Wakil Ketua Ikatan Ahli Bencana (IAB), Hendro Wardono, Ganjar banyak melakukan inovasi penanggulangan bencana dari tingkat perencanaan sampai pelaksanaan. Misalnya, komitmen Ganjar yang terus membuat desa tangguh bencana, pembentukan relawan-relawan bencana, pelatihan kebencanaan, mitigasi dan lain sebagainya. Hal tersebut bisa terealisasi karena menurut Hendro, Ganjar melakukannya dengan kepekaan, dan itu mesti diterapkan oleh pemimpin daerah lain.

"Terdapat potensi bencana apa yang telah dipahami di daerahnya, beliau langsung turun aksi. Tak perduli apakah anggaran yang dimiliki kurang, yang penting ada tindakan dan tidak mandeg," ujar Hendro saat Seminar Nasional Ketangguhan Bencana yang digelar oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) di Bogor, Senin (3/2/2020).

Salah satu komponen paling penting untuk mewujudkan daerah tangguh bencana, lanjut Hendro, adalah kemampuan eksekusi dan implementasi program. Bahkan Hendro menyebut jika di Indonesia ini ada 10 orang dengan kematangan perencanaan dan pelaksanaan penanggulangan bencana seperti Ganjar dan ditaruh di daerah-daerah rawan bencana, maka akan aman.

"Mengapa demikian? Karena di daerah implementasinya kurang maksimal. Dan selain itu, sebagus apapun dalam program yang telah disusun, kalau tidak ada keseriusan pemimpinnya maka akan sangat sia-sia," tambahnya.

Satu yang disalutkan dari Ganjar adalah saat sedang dalam penanggulangan bencana, ia selalu memanfaatkan kearifan lokal. Cara demikianlah, Ganjar Pranowo mengatakan, apa yang dilakukan jadi lebih mudah dan tentu saja bisa menghayati karena sudah lekat sejak masih kecil. Seketika masyarakat pun tidak perlu memerlukan pemahaman-pemahaman yang sulit ketika diajarkan tentang penanggulangan bencana.

"Tak terkecuali, semua masyarakat harus digerakkan, terlebih lagi kepala daerah. Jika rasa-rasanya tidak sampai, maka saya dengan segala upaya yang ada terus berusaha melakukan sesuatu berbekal kearifan lokal," katanya.

Mengenai persoalan biaya, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo pun sudah menemukan formula sekaligus solusinya yaitu dengan menggerakkan Baznas, filantropi dan CSR perusahaan. Menurutnya, dengan dana APBD saja itu tidak cukup. Dan yang terpenting, cara-cara tersebut memang dibenarkan oleh undang-undang.

"Dan sekarang apalagi BNPB telah mengeluarkan kartu Keluarga Tangguh Bencana (Katana). Program ini bagus, bisa juga untuk mengedukasi kebencanaan sampai ke tingkat keluarga. Maka tadi saya langsung mintain modulnya, untuk diterapkan juga di Jateng," tutupnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post