Mochtar mengklarifikasi bahwa Lippo Group tidak melepas saham di OVO. Perusahaannya hanya menjual saham mereka di OVO sehingga hanya tersisa 30% saja.
“Bukan melepas tapi kita menjual sebagian. Sekarang tinggal 30% dan dua per tiga kita harus menjual sebagian,” ujar Mochtar, seperti dikutip Telset.id dari LajuBeritaV, Kamis (29/11/2019).
Mochtar pun menjelaskan jika perilaku berbisnis yang menjadi alasan mereka menjual saham. Menurut Mochtar, perusahaan e-money itu selalu menghabiskan uang untuk proses bisnis tertentu atau istilahnya “bakar uang”.
Perilaku tersebut yang tidak disetujui oleh Mochtar sehingga mereka menjual sebagian sahamnya. “Karena terus bakar uang, bagaimana kita kuat,” tambahnya.
Baca Juga : DPR Ancem Bubarkan BNN, Ini Kata Arman Depari.
Ovo sendiri saat ini sedang menorehkan prestasi yang positif. Pasalnya perusahaan Financial Technology (Fintech) PT Visionet Internasional atau OVO menyandang status unicorn versi CB Insights.
Sebelumnya, CB Insights pada Jumat (04/10/2019), OVO menjadi unicorn dengan valuasi mencapai USD$ 2,9 miliar atau Rp 42,3 triliun. CB Insights melaporkan jika perusahaan selama ini mendapat sokongan dana dari Grab, Tokopedia dan Tokyo Century Corporation.
OVO adalah aplikasi yang dikembangkan oleh PT Visionet Internasional yang dirilis pada November 2017 lalu. Mereka menawarkan metode pembayaran non tunai serta tawaran cash back yang pengguna dapatkan ketika melakukan transaksi tersebut. Saat ini jumlah pengguna pun cukup banyak.
Hingga akhir November 2018 pengguna tumbuh lebih dari 400% dengan 115 juta device yang telah terinstal. Pencapaian perusahaan ini menjadikannya Unicorn kelima Indonesia. Sebelumnya Indonesia telah memiliki 4 Unicorn yakni Gojek, Tokopedia, Traveloka dan Bukalapak.
إرسال تعليق