Setelah terpilih menjadi Rektor Institut Teknologi dan Bisnis ASIA, Kota Malang, Risa Santoso langsung tancap gas menyusun sejumlah program. Rektor yang baru berusia 27 tahun itu menyiapkan sejumlah program yang sangat ramah millennial.

Salah satu program andalan yang ditawarkan Risa adalah terkait mata kuliah skripsi yang kedepannya tidak diwajibkan untuk diambil mahasiswa tingkat akhir.

Apa alasan Risa?

1. Skripsi jadi momok menakutkan dan menghambat kelulusan mahasiswa

Saat ini Risa sedang mempersiapkan program terkait tugas akhir. Selama ini, tugas akhir atau skripsi dalam dunia perkuliahan seolah menjadi momok menakutkan bagi mahasiswa. Tak sedikit dari mereka yang gagal menyelesaikan skripsi tepat waktu. Atas alasan itulah Risa hendak membenahi masalah ini.

"Ke depan itu inginnya memberikan pilihan. Jadi skripsi bukan lagi kewajiban utama. Kalau semisal mahasiswa memiliki minat di bidang pembuatan program tentunya lebih baik difokuskan untuk membuat project akhir," ujar dia.

2. Risa tak memungkiri beberapa program mengadopsi model pendidikan luar negeri

Risa tak memungkiri, sejumlah program yang sudah disiapkan beberapa di antaranya memang mengadopsi model pendidikan luar negeri. Termasuk untuk mengubah skripsi dari kewajiban menjadi pilihan. Hal itu juga merupakan adopsi dari luar negeri, karena selama ini skripsi seolah menjadi hal yang sangat menakutkan.

"Kalau di luar negeri skripsi itu sifatnya pilihan bukan kewajiban. Hal itulah yang coba saya terapkan di sini. Karena memang sebenarnya boleh membuat alternatif dengan project akhir yang nantinya dijadikan laporan akhir," jelasnya.

3. Semakin yakin karena dapat dukungan keluarga

Risa Santoso akui follower medsosnya alami peningkatan usai viral. IDN Times/ Alfi Ramadana

Risa semakin yakin bisa menjalankan tugasnya dengan baik sebagai rektor. Apalagi dia juga mendapat dukungan dari orang tua, rekan kerja serta dosen-dosen yang ada di Institut Teknologi dan Bisnis ASIA. Termasuk juga untuk penerapan program-program yang sudah dia siapkan.

"Bahkan saat masih dicalonkan dulu, saya juga banyak dapat dukungan. Termasuk juga dari kalangan mahasiswa," imbuh wanita kelahiran Surabaya itu.

4. Harus cermat membagi waktu

Kini setelah resmi menjadi rektor kesibukan Risa Santoso tentu lebih padat. Apalagi dengan sejumlah program yang ingin dia terapkan di kampusnya. Tentu hal itu memerlukan kecermatan ketelitian agar program-program tersebut bisa berjalan sesuai rencana.

"Sekarang memang sebisa mungkin melakukan sesuatu sefektif mungkin. Apalagi sekarang saya terlibat dalam setiap agenda kampus. Tentu harus bisa maksimal semuanya," ujarnya.

Post a Comment

Previous Post Next Post